Selasa, 04 Desember 2012

Diklanjut Gn. Wayang 2181 (catatan perjalanan)


Diklanjut hutan gunung JANTERA angkatan 31, Gn. Wayang yang menjadi pilihan kami para anggota J. 31 setelah melewati perdebatan yang cukup menarik. Jauh – jauh hari kami sudah merencanakan kegiatan itu yang pada awalnya anggota memilih Gn. Manglayang tetapi setelah H-10 Gn. Wayang kami tetapkan sebagai media pendakian waktu itu. 

Lokasinya yang tidak begitu jauh masih di kawasan Bandung merupakan salah satu alasan kami yaitu di Desa Tarumajaya Kec. Kerta sari Kab. Bandung. Kegiatan berawal pada tanggal 30 november  tepatnya hari jumat, kira – kira pukul 20.00 wib kami mulai keberangkatan  dengan jumlah anggota 11 dan 2 anggota utama sebagai pemantau kegiatan.

Perjalanan yang lumayan melelahkan dimana masih hujan rintik – rintik , macet dikota bandung,kondisi jalan yang gelap sebagian masih batu banyak lubang dan tutup lumpur. Hal tersebut menambah asyiknya perjalanan menuju Situ Ci sati. Setibanya di lokasi pukul 24.00 wib kami langsung mendirikan tenda untuk beristirahat selama berada di Ci santi. Malam berganti pagi dan aktifitas pun berlanjut setelah energi pulih kembali, 1 desember pagi kegiatan masak, olahraga, dan persiapan pendakian . Pendakian dilakukan usai berolahraga, makan Tim yang berjumlah 11 dan 2 anggota utama yang terdiri dari Rizqi, Rahardhika, Reza, Shany, Dessy, Chintia, Reni, Amran, Asep, Doni, saya sendiri (Mahardika) dan anggota utama Nusan dan Nico.

Waktu menunjukkan pukul 09.00 wib pendakian dimulai, dalam perjalanan banyak aktifitas dan komunikasi yang kami lakukan terutama disaat detik awal – awal. Tak sedikit pula lelucon guyonanpun keluar dari masing – masing mulut tetapi hal yang paling teringat ketika itu kata – kata yang tiba – tiba keluar dari mulutku yang menyebutkan hewan primata Moyet ekor depan dan guyonan tersebut ditanggapi jaga oleh beberapa rekan hingga akhirnya menjadi bahan evaluasi. 

Pada dasarnya Gn. Wayang merupakan gunung yang bervegetasi jarang / tidak rapat dengan ketinggian 2181mdpl. Banyaknya bekas penjarahan pepohonan, lahan hutan yang sudah terbuka dan menjadi lada (kebun) sudah sangat sulit menemukan hewan atau tumbuhan yang baik apalagi hewan primata.

Puncak Gn. Wayang dicirikan dengan adanya tanah lapang tidak terlalu luas, adanya tempat pemujaan, dan bendera merah putih di salah satu pohon berhasil ditaklukan dengan waktu 3 jam. Setelah istirahat sejenak kegiatanpun berlanjut dengan sholat berjamah kemudian mencari objek reseksi untuk memastikan lokasi kita karena puncak yang lumayan rimbun kami tidak bisa membidik objek, sebenarnya ada satu cara yang mungkin bisa dilakukan yaitu dengan memanjat pohon untuk mencari objek bidikan. Tetapi meliah licin dan tingginya pohon di antara kami pun tidak ada yang berniat memanjat hingga aktifitas selanjutnya berlangsung yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya, perekaman setiap anggota tim dan makan siang.

Pukul 14.00 wib kurang kami turun dari puncak dengan ritme sedikit lebih cepat dibandingkan dengan pendakian. jalur yang kita lewati semula sama tetapi setelah di tengah perjalanan kami melawati jalur yang berbeda yaitu memilih jalan yang kekiri relatif lebih landai, dan tidak rimbun. Sesampainya di camp kami bersantai – santai sambil memasak perbekalan yang ada hingga malam pun datang kembali,  karena rasa lelah berkegiatan seharian kamipun terlelap tidur hingga mentari pagi datang kembali. 

Hari minggu aktifitas tidak begitu padat kami hanya melakukan kegiatan rutin layaknya penggiat alam lainnya yang sedang berpetualang, sambil memenuhi tugas kami melengkapin instrumen yang belum terpenuhi untuk menghasilkan output. Disela waktu tersebut kami meluangkan waktu untuk mengelilingi Situ Ci santi dengan menaiki perahu mesin milik salah seorang penduduk dengan biaya Rp. 4.000/orang biaya yang tidak terlalu mahal untuk mengelilingi Situ seluas Ci santi. Setelah makan pengpackan  barang – barang kemudian meluncur untuk kembali berkumpul bersama keluarga besar JANTERA di Geger Kalong Bandung .      


Mahardika A.S. 
J.31 SN (SAMAGHATA NILAWARSA)