Selasa, 04 Desember 2012

Diklanjut Gn. Wayang 2181 (catatan perjalanan)


Diklanjut hutan gunung JANTERA angkatan 31, Gn. Wayang yang menjadi pilihan kami para anggota J. 31 setelah melewati perdebatan yang cukup menarik. Jauh – jauh hari kami sudah merencanakan kegiatan itu yang pada awalnya anggota memilih Gn. Manglayang tetapi setelah H-10 Gn. Wayang kami tetapkan sebagai media pendakian waktu itu. 

Lokasinya yang tidak begitu jauh masih di kawasan Bandung merupakan salah satu alasan kami yaitu di Desa Tarumajaya Kec. Kerta sari Kab. Bandung. Kegiatan berawal pada tanggal 30 november  tepatnya hari jumat, kira – kira pukul 20.00 wib kami mulai keberangkatan  dengan jumlah anggota 11 dan 2 anggota utama sebagai pemantau kegiatan.

Perjalanan yang lumayan melelahkan dimana masih hujan rintik – rintik , macet dikota bandung,kondisi jalan yang gelap sebagian masih batu banyak lubang dan tutup lumpur. Hal tersebut menambah asyiknya perjalanan menuju Situ Ci sati. Setibanya di lokasi pukul 24.00 wib kami langsung mendirikan tenda untuk beristirahat selama berada di Ci santi. Malam berganti pagi dan aktifitas pun berlanjut setelah energi pulih kembali, 1 desember pagi kegiatan masak, olahraga, dan persiapan pendakian . Pendakian dilakukan usai berolahraga, makan Tim yang berjumlah 11 dan 2 anggota utama yang terdiri dari Rizqi, Rahardhika, Reza, Shany, Dessy, Chintia, Reni, Amran, Asep, Doni, saya sendiri (Mahardika) dan anggota utama Nusan dan Nico.

Waktu menunjukkan pukul 09.00 wib pendakian dimulai, dalam perjalanan banyak aktifitas dan komunikasi yang kami lakukan terutama disaat detik awal – awal. Tak sedikit pula lelucon guyonanpun keluar dari masing – masing mulut tetapi hal yang paling teringat ketika itu kata – kata yang tiba – tiba keluar dari mulutku yang menyebutkan hewan primata Moyet ekor depan dan guyonan tersebut ditanggapi jaga oleh beberapa rekan hingga akhirnya menjadi bahan evaluasi. 

Pada dasarnya Gn. Wayang merupakan gunung yang bervegetasi jarang / tidak rapat dengan ketinggian 2181mdpl. Banyaknya bekas penjarahan pepohonan, lahan hutan yang sudah terbuka dan menjadi lada (kebun) sudah sangat sulit menemukan hewan atau tumbuhan yang baik apalagi hewan primata.

Puncak Gn. Wayang dicirikan dengan adanya tanah lapang tidak terlalu luas, adanya tempat pemujaan, dan bendera merah putih di salah satu pohon berhasil ditaklukan dengan waktu 3 jam. Setelah istirahat sejenak kegiatanpun berlanjut dengan sholat berjamah kemudian mencari objek reseksi untuk memastikan lokasi kita karena puncak yang lumayan rimbun kami tidak bisa membidik objek, sebenarnya ada satu cara yang mungkin bisa dilakukan yaitu dengan memanjat pohon untuk mencari objek bidikan. Tetapi meliah licin dan tingginya pohon di antara kami pun tidak ada yang berniat memanjat hingga aktifitas selanjutnya berlangsung yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya, perekaman setiap anggota tim dan makan siang.

Pukul 14.00 wib kurang kami turun dari puncak dengan ritme sedikit lebih cepat dibandingkan dengan pendakian. jalur yang kita lewati semula sama tetapi setelah di tengah perjalanan kami melawati jalur yang berbeda yaitu memilih jalan yang kekiri relatif lebih landai, dan tidak rimbun. Sesampainya di camp kami bersantai – santai sambil memasak perbekalan yang ada hingga malam pun datang kembali,  karena rasa lelah berkegiatan seharian kamipun terlelap tidur hingga mentari pagi datang kembali. 

Hari minggu aktifitas tidak begitu padat kami hanya melakukan kegiatan rutin layaknya penggiat alam lainnya yang sedang berpetualang, sambil memenuhi tugas kami melengkapin instrumen yang belum terpenuhi untuk menghasilkan output. Disela waktu tersebut kami meluangkan waktu untuk mengelilingi Situ Ci santi dengan menaiki perahu mesin milik salah seorang penduduk dengan biaya Rp. 4.000/orang biaya yang tidak terlalu mahal untuk mengelilingi Situ seluas Ci santi. Setelah makan pengpackan  barang – barang kemudian meluncur untuk kembali berkumpul bersama keluarga besar JANTERA di Geger Kalong Bandung .      


Mahardika A.S. 
J.31 SN (SAMAGHATA NILAWARSA)
 
           
      

Jumat, 09 November 2012

Penggiat Alam Bebas

Jalur Pendakian Gunung
http://www.sergapindonesia.com/index.php?topic=475.msg1996#msg1996

Media Pembelajaran


1. Jelaskan secara filosofi pembelajaran tentang pentingnya media dalam proses pembelajaran !
Jawaban :
Pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Bukankan dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang sesuai dengan karakteristik pribadinya. Dengan kata lain siswa dihargai harkat kemanusiaanya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya.
            Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi. Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai seseorang yang memiliki keprbadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain,maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.


2. Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam pengembangan media pembelajaran di kelas !
Jawaban :
Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut:

1)      Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Kesenjangan antara apa yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. dicontohkan ketika seorang guru mengharapkan siswa dapat melakukan sholat dengan baik dan benar, sementara mereka baru bisa takbir saja, maka perlu dilakukan latihan untuk ruku, sujud, dan seterusnya.

            Setelah kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu menganalisis karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya.

2)      Merumuskan tujuan intruksional (Instructional objective) dengan operasional dan khas
Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik, harus diingat bahwa tujuan instruksional harus berorientasi kepada siswa. Tujuan instruksional harus benar-benar menyatakan adanyaperilaku siswa yang dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar dilakukan. Tujuan yang ingin dicapai harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya kata kerja itu menujukkan suatu perilaku/perbuatan yang dapat diamati atau diukur.
3)      Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit kepada yang abstrak.
4)      Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah program ditulis. Dan alat pengukur ini harus dikembangkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau cheklist prilaku.
5)      Menulis naskah media
Bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media rancangan yang merupakan  penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Karena naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus direkam.

6)      Mengadakan tes dan revisi
Kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat efektifitas dan kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan dari program tersebut. Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini tentu saja tidak dikatakan baik.
Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau melalui kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya dengan menggunakan media yang dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.

Sumber : http://meretasmasadepan.blogspot.com/2011/03/langkah-langkah-pengembangan-media.html

3. Jelaskan tentang gambar kerucut pengalaman menurut Edger Dale dalam menentukan alat bantu yang paling sesuai untuk pengalaman belajar tertentu !
Jawaban :
Kerucut pengalaman ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah. Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyak pengalaman yang diperolehnya. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa .
Edgar Dale memandang bahwa nilai media pembelajaran diklasifikasikan berdasarkan nilai pengalaman. Menurutnya, pengalaman itu mempunyai dua belas (12) tingkatan. Tingkatan yang paling tinggi adalah pengalaman yang paling konkret. Sedangkan yang paling rendah adalah yang paling abstrak, yaitu :

1. Direct Purposeful Experiences : Pengalaman yang diperoleh dari kontak langsung dengan lingkungan, obyek, binatang, manusia, dan sebagainya, dengan cara perbuatan langsung
2. Contrived Experiences : Pengalaman yang diperoleh dari kontak melalui model, benda tiruan, atau simulasi.
3. Dramatized Experiences : Pengalaman yang diperoleh melalui prmainan, sandiwara boneka, permainan peran, drama soial
4. Demonstration : Pengalaman yang idperoleh dari pertunjukan
5. Study Trips : Pengalaman yang diperoleh melalui karya wisata
6. Exhibition : Pengalaman yang diperoleh melalui pameran
7. Educational Television : Pengalaman yang diperoleh melalui televisi pendidikan
8. Motion Pictures : Pengalaman yang diperoleh melalui gambar, film hidup, bioskop
9. Still Pictures : Pengalaman yang diperoleh melalui gambar mati, slide, fotografi
10. Radio and Recording : Pengalaman yang diperoleh melalui siaran radio atau rekaman suara
11. Visual Symbol : Pengalaman yang diperoleh melalui simbol yang dapat dilihat seperti grafik, bagan, diagram
12. Verbal Symbol : Pengalaman yang diperoleh melalui penuturan kata-kata.
           
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, yang berguna sebagai penyalur pesan atau informasi belajar.
Pada tahun 1960-1965 orang-orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah-laku (behaviorism theory) dari B.F Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran. Dalam teorinya, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Teori ini membantu dan mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah-laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.
Pada tahun 1965-1970 , pendekatan system (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan system ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa. Ada dua ciri pendekatan sistem pengajraan, yaitu sebagai berikut :
1. Pendekatan sistem pengajaran mengarah ke proses belajar mengajar. Proses belajar-mengajat adalah suatu penataan yang memungkinkan guru dan siswa berinteraksi satu sama lain.
2. Penggunaan metode khusus untk mendesain sistem pengajaran yang terdiri atas prosedur sistemik perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruhan proses belajar-mengajar
            Program pembelajaran direncanakan berdasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan yang dicapai. Pada dasarnya pendidik dan ahli visual menyambut baik perubahan ini. Sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, mulai dipakai berbagai format media. Dari pengalaman mereka, guru mulai belajar bahwa cara belajar siswa itu berbeda-beda, sebagian ada yang lebih cepat belajar melalui media visual, sebagian audio, media cetak, dan sebagainya. Sehingga dari sinilah lahir konsep media pembelajaran.


4. Jelaskan prinsip-prinsip dalam pembuatan media grafis (pilih 3 jenis media grafis) !
Jawaban :
Media grafis merupakan media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
Adapun media grafis yang umumnya digunakan adalah diagram, grafik, poster, dll. Diagram merupakan gambaran-gambaran sederhana untuk memperlihatkan hubungan timbal balik, terutama dengan garis-garis diagram yang baik adalah sangat sederhana yakni hanya bagian-bagian terpenting saja yang diperlihatkan. Pada dasarnya diagram merupakan ringkasan visual yang padat mengenai fakta-fakta dan gagasan yang akan diuraikan.
Grafik adalah suatu grafis yang menggunakan titik-titik atau garis untuk menyampaikan informasi statistik yang saling berhubungan. Grafik berfungsi untuk memperlihatkan perbandingan informasi kualitas-kualitas maupun kuantitas dengan cepat dan sederhana, terutama pada penyajian secara statistik.
Poster merupakan kombinasi yang kuat dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di ingatan seseorang. Media ini umumnya digunakan untuk mengenalkan suatu produk/promosi.
Dalam pembuatan media grafis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan menjadi prinsip dasar dalam pembuatan media grafis tersebut, yaitu:
a.       Keseimbangan
Faktor keseimbangan terdiri dari keseimbangan formal yang sering disebut simetris, keseimbangan informal yang sering disebut asimetris, dan keseimbangan radial dengan bentuk desainnya bergerak dari titik pusat berjalan menurut radiusnya.
b.      Kesinambungan
Faktor-faktor kesinambungan meliputi repetitif, alternatif, progresif, dan berubah tempat serta ukuran secara bertahap.
c.       Aksentuasi
Aksentuasi diperlukan untuk menghindari kejenuhan dan kebosanan bagi penglihatan dengan cara menghindarkan unsur-unsur monoton dan menonjolkan bagian-bagian yang penting.
d.      Dominasi
Faktor dominasi adalah suatu unsur yang dapat mengikat keseluruhan komposisi sehingga dapat mencapai keutuhan dan kejelasan.
e.      Keseragaman
Keseragaman adalah unsur visual yang hadir berbeda sehingga masalah kejenuhan dapat teratasi:


5. Jelaskan bagaimana membuat dan atau memanfaatkan media tiga dimensi atau model yang dapat digunakan untuk media pembelajaran geografi ?
Jawab :
Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi adalah media yang berupa model, boneka atau benda sesungguhnya. Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang atau terlalu ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya. Model padat, model penampang, model susun, model kerja dan diorama.
1. Model padat
Model padat biasanya memperlihatkan bagian permukaan luar dari objek dan acapkali membuang bagian-bagian yang membingungkan gagasan-gagasan utama dari bentuk, warna dan susunannya. Kegiatan membuat model oleh para siswa sangat bermanfaat dalam mengembangkan konsep realistic pada dirinya. Misalnya siswa diberi tugas membuat peta timbul, gunung api, pegunungan dan sebagainya.
2. Model Penampang
Model penampang yaitu media tiga dimensi yang memperlihatkan bagaimana sebuah objek tampak, apabila bagian permukaannya dibuang untuk mengetahui susunan dalamnya, misalnya model penampang melintas dari lapisan bumi.
3. Model susun
Model susun terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap atau sedikitnya suatu bagian penting dari objek itu. Seorang guru mempersiapkan peta yang terbuat dari kayu atau benda padat lainnya yang terdiri dari bagian-bagian tertentu. Selanjutnya siswa disuruh menyusun bagian-bagian itu agar ia bermakna
4. Model kerja
Model kerja adalah tiruan dari suatu objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek asli dan mempunyai beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya. Misalnya pembuatan alat pengukur kekuatan gempa (seismograg), pembuatan alat pengukur hujan (hygrometer), bendera angina, winscope tata surya dan sebagainya.
5. Diorama
Diorama adalah sebuah pemandangan tiga dimensi mini, bertujuan untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya. Dalam mata pelajaran geografi dibuat diorama berupa gua tiruan dengan bahan dari kertas semen bekas. Disana dapat dilihat stalaktit dan stalakmit, bisa juga dibuat mengenai lingkungan hidup dan sebagainya.


6. Sebutkan 8 contoh media pembelajaran geografi yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran di kelas serta jelaskan masing-masing proses kerjanya menggunakan media tersebut !
Jawaban :
1. Animasi Flash
Jenis : Merupakan media presentasi berbasis audiovisual
Kegunaan: Untuk menjelaskan tentang proses yang terjadi dalam fenomena permukaan bumi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama dan dalam skala yang luas.
Contoh: animasi terbentuknya pegunungan Himalaya (Dapat digunakan untuk pengajaran mata pelajaran geologi).
Cara menggunakan: Media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat, sedangkan media audio adalah media yang hanya dapat didengar. Untuk itu, media animasi flash ini adalah berupa media yang dapat dilihat maupun didengar (media audiovisual). Melalui media ini siswa tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu (materi), melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan. Cara memperagakan media ini adalah dengan menggunakan perangkat lunak berupa Software dan Hardware dilengkapi dengan LCD. Dengan menggunakan alat inilah materi dapat diberikan ke siswa dengan mudah dan lebih menarik sehingga dapat menambah semangat belajar siswa di kelas, ini dikarenakan materi yang ditampilkan berupa gambar bergerak dan dilengkapi dengan warna sesungguhnya. Guru hanya tinggal mengoperasikan lewat Laptop/ komputer.

2. Video/Film Dokumenter
Jenis: Merupakan media presentasi berbasis audiovisual
Kegunaan: Menambah wawasan siswa dalam memahami contoh nyata dari fenomena permukaan bumi, sehingga materi yang diterima siswa bukan hanya sekedar teori tetapi pemahaman dan pengalaman audio visual.
Contoh: Pemutaran Film dokumenter tentang erupsi eksplosif gunung St. Helen di Amerika Tenggara.
Cara Menggunakan: Video/Film dapat diputar di VCD atau DVD. Dan dapat diproyeksikan melalui LCD monitor yang terhubung pada perangkat komputer seperti PC atau Laptop.

3. Presentasi melalui software Microsoft Powerpoint
Jenis: Merupakan media presentasi berbasis visual / audio-visual
Kegunaan : Fasilitas yang penting dari program aplikasi ini adalah fasilitas untuk menampilkan teks, gambar maupun video (hyperlink).
Contoh: Presentasi tentang Teori pergeseran benua (sejarah perkembangan bumi) menggunakan microsoft powerpoint.
Cara menggunakan: Komputer yang telah dilengkapi software Microsoft Office dapat membuat slide presentasi dengan mengisi slide Microsoft Powerpoint dengan teks, gambar yang terkait dengan materi yang akan disampaikan disertai video. Dimana teks yang disampaikan harus singkat dan padat. Dan disertai tambahan animasi transisi slide agar tidak membosankan. Kemudian komputer dihubungkan ke LCD Monitor untuk diproyeksikan.

4. Transparansi OHP
Jenis: Merupakan media presentasi visual
Kegunaan: OHP adalah salah satu jenis alat (pesawat) projektor yang digunakan untuk memproyeksikan (memantulkan) objek yang tembus cahaya (transparan) ke permukaan layar.
Contoh: Tranparansi OHP untuk penyampaian konsep dasar geografi dalam pelajaran pengantar geografi dilengkapi dengan gambar sederhana dan bagan/skema.
Cara menggunakan: Alat ini dipakai oleh guru sebagai pengganti papan tulis, yaitu dengan menuliskan materi pada kertas transparan diatas alat OHP (Over Head Proyektor), kemudian diproyeksikan pada layar di dinding di muka kelas. Tinggi layar tidak kurang dari satu meter dari lantai dengan posisi agak condong ke depan sekitar 200.
5. Software Google Earth
Jenis: Merupakan media presentasi visual
Kegunaan: Untuk menampilkan citra satelit diberbagai wilayah permukaan bumi.
Contoh: Menampilkan pola keruangan desa-kota di suatu wilayah.
Cara menggunakan: Komputer yang dilengkapi dengan software Google Earth harus terkoneksi dengan internet untuk memperoleh data citra terkini. Kemudian komputer dihubungkan dengan LCD Monitor untuk diprooyeksikan di depan kelas.

6. Peta/Globe
Jenis: Merupakan media presentasi visual
Kegunaan: Untuk menampilkan gambar permukaan bumi dalam skala kecil dan dengan proyeksi tertentu.
Contoh: Peta Administrasi Jawa Timur digunakan untuk menampilkan pembagian wilayah administrasi di Jawa Timur.
Cara menggunakan: Peta dalam ukuran besar dipajang di dinding kelas untuk ditampilkan dan menyampaikan informasi visual mengenai suatu lokasi yang dipetakan.

7. Foto Udara
Jenis: Merupakan media prensentasi visual
Kegunaan: Untuk menampilkan gambar untuk penyampaian suatu materi pelajaran.
Contoh: Gambar foto udara Kecamatan Wonokromo
Cara menggunakan: Citra hasil pemotretan udara dicetak pada kertas foto, kemudian foto tersebut diperagakan di depan kelas oleh guru, apa saja yang harus diinterpretasi dan bagaimana caranya, agar foto tersebut dapat memberikan informasi keruangan.

8. Kompas
Jenis: Merupakan media peraga berupa alat
Kegunaan: Menentukan arah atau posisi suatu objek di permukaan bumi terhadap arah UTSB (Utara Timur Selatan Barat)
Contoh: Membuat denah sekolah yang disertai posisi Azimut tiap sudut sekolah terhadap arah utara dengan menggunakan kompas.
Cara menggunakan: Mengukur besar azimut titik pertama dari pojok sekolah terhadap arah utara, kemudian besar azimut titik yang lain. Kemudian titik-titik tersebut dihubungkan.

Sumber : http://geoinfocenter.blogspot.com/2008/11/media-pembelajaran-materi-media.html








Jumat, 22 Juni 2012

SEMERU


Pagi Ranu Kumbolo
Oleh : Mahardika agung s
Dinginnya udara pagi Ranu kumbolo sangat terasa sehingga menambah rasa malas untuk melakukan aktifitas dengan penuh paksaan saya beranjak dari tenda untuk menikmati udara pagi tanpa meninggalkan kewajiban sebagai muslim. Ketika berada diluar tenda saya sangat menikmati udara dingin dibibir danau yang terasa menggetarkan tulang tetapi melihat keindahan sang fajar yang muncul dari balik bukit secara perlahan – lahan membuat saya tidak merasakan hawa dingin yang amat sangat.


Foto : Sugiyanto
Fajar pagi pun muncul secara perlahan tepat di depan mata, indahnya lebih mempesona ketika disandingkan dengan danau ranu kumbolo yang berada di ketinggian 2400 Mdpl. Dipermukaan danau nampak kabut yang begitu unik, kabut tersebut menghasilkan embun yang jatuh di dedaunan sekitar danau. Monen itu tidak dilewatkan begitu saja saya bersama ke-empat teman mengabadikan pemandangan yang belum tentu kami bisa menyaksikan lagi. Hari berajak siang kami segera menyiapkan sarapan pagi yang di temani minuman hangat untuk mengisi perut yang kosong setelah beristirahat tadi malam, setelah selesai sarapan kami bercanda tawa sejenak dan sebagian ada yang beristirahat lagi. Tak lama kira – kira pukul 10.00wib kami prepare untuk perjalan selanjutnya menuju camp kali mati.