Diklanjut
hutan gunung JANTERA angkatan 31, Gn. Wayang yang menjadi pilihan kami para
anggota J. 31 setelah melewati perdebatan yang cukup menarik. Jauh – jauh hari
kami sudah merencanakan kegiatan itu yang pada awalnya anggota memilih Gn.
Manglayang tetapi setelah H-10 Gn. Wayang kami tetapkan sebagai media pendakian
waktu itu.
Lokasinya
yang tidak begitu jauh masih di kawasan Bandung merupakan salah satu alasan
kami yaitu di Desa Tarumajaya Kec. Kerta sari Kab. Bandung. Kegiatan berawal pada
tanggal 30 november tepatnya hari jumat,
kira – kira pukul 20.00 wib kami mulai keberangkatan dengan jumlah anggota 11 dan 2 anggota utama
sebagai pemantau kegiatan.
Perjalanan
yang lumayan melelahkan dimana masih hujan rintik – rintik , macet dikota
bandung,kondisi jalan yang gelap sebagian masih batu banyak lubang dan tutup
lumpur. Hal tersebut menambah asyiknya perjalanan menuju Situ Ci sati.
Setibanya di lokasi pukul 24.00 wib kami langsung mendirikan tenda untuk
beristirahat selama berada di Ci santi. Malam berganti pagi dan aktifitas pun
berlanjut setelah energi pulih kembali, 1 desember pagi kegiatan masak,
olahraga, dan persiapan pendakian . Pendakian dilakukan usai berolahraga, makan
Tim yang berjumlah 11 dan 2 anggota utama yang terdiri dari Rizqi, Rahardhika,
Reza, Shany, Dessy, Chintia, Reni, Amran, Asep, Doni, saya sendiri (Mahardika)
dan anggota utama Nusan dan Nico.
Waktu
menunjukkan pukul 09.00 wib pendakian dimulai, dalam perjalanan banyak
aktifitas dan komunikasi yang kami lakukan terutama disaat detik awal – awal.
Tak sedikit pula lelucon guyonanpun keluar dari masing – masing mulut tetapi
hal yang paling teringat ketika itu kata – kata yang tiba – tiba keluar dari
mulutku yang menyebutkan hewan primata Moyet ekor depan dan guyonan tersebut
ditanggapi jaga oleh beberapa rekan hingga akhirnya menjadi bahan evaluasi.
Pada
dasarnya Gn. Wayang merupakan gunung yang bervegetasi jarang / tidak rapat
dengan ketinggian 2181mdpl. Banyaknya bekas penjarahan pepohonan, lahan hutan
yang sudah terbuka dan menjadi lada (kebun) sudah sangat sulit menemukan hewan
atau tumbuhan yang baik apalagi hewan primata.
Puncak Gn.
Wayang dicirikan dengan adanya tanah lapang tidak terlalu luas, adanya tempat
pemujaan, dan bendera merah putih di salah satu pohon berhasil ditaklukan
dengan waktu 3 jam. Setelah istirahat sejenak kegiatanpun berlanjut dengan
sholat berjamah kemudian mencari objek reseksi untuk memastikan lokasi kita
karena puncak yang lumayan rimbun kami tidak bisa membidik objek, sebenarnya
ada satu cara yang mungkin bisa dilakukan yaitu dengan memanjat pohon untuk
mencari objek bidikan. Tetapi meliah licin dan tingginya pohon di antara kami
pun tidak ada yang berniat memanjat hingga aktifitas selanjutnya berlangsung
yaitu menyanyikan lagu Indonesia Raya, perekaman setiap anggota tim dan makan
siang.
Pukul 14.00
wib kurang kami turun dari puncak dengan ritme sedikit lebih cepat dibandingkan
dengan pendakian. jalur yang kita lewati semula sama tetapi setelah di tengah
perjalanan kami melawati jalur yang berbeda yaitu memilih jalan yang kekiri
relatif lebih landai, dan tidak rimbun. Sesampainya di camp kami bersantai –
santai sambil memasak perbekalan yang ada hingga malam pun datang kembali, karena rasa lelah berkegiatan seharian
kamipun terlelap tidur hingga mentari pagi datang kembali.
Hari minggu
aktifitas tidak begitu padat kami hanya melakukan kegiatan rutin layaknya
penggiat alam lainnya yang sedang berpetualang, sambil memenuhi tugas kami
melengkapin instrumen yang belum terpenuhi untuk menghasilkan output. Disela
waktu tersebut kami meluangkan waktu untuk mengelilingi Situ Ci santi dengan
menaiki perahu mesin milik salah seorang penduduk dengan biaya Rp. 4.000/orang
biaya yang tidak terlalu mahal untuk mengelilingi Situ seluas Ci santi. Setelah
makan pengpackan barang – barang
kemudian meluncur untuk kembali berkumpul bersama keluarga besar JANTERA di Geger
Kalong Bandung .
Mahardika
A.S.
J.31
SN (SAMAGHATA NILAWARSA)